Tuhan memprakarsai pernikahan pertama di dunia, Ia memandang bahwa tidak baik manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18). Manusia adalah makhluk sosial, jadi sudah pasti manusia memiliki hubungan dengan orang lain. Tuhan menghendaki kita hidup dan bergaul satu dengan yang lainnya. Tuhan menghendaki manusia yang Ia kasihi bertambah banyak dan menguasai bumi, dengan menyatakan pribadiNya atau sifat-sifatNya (Kolose 3:10, Galatia 5:22-23) sehingga orang-orang yang belum mengenal Dia dapat mempermuliakan NamaNya (Matius 5:16).
Tuhan hendak menyatakan pribadiNya melalui keluarga-keluarga Kristen oleh sebab itu Iblis menyerang habis-habisan baik, keluarga Kristen maupun pasangan-pasangan muda yang mulai saling tertarik. Oleh sebab itu kita perlu untuk belajar bagaimana mempersiapkan diri sebelum memasuki pernikahan yang kudus dan dikehendaki oleh Bapa Surgawi. Kita perlu mewaspadai sebab rata-rata 80% problem dari pernikahan disebabkan kurangnya persiapan pasangan suami istri pada masa pranikah (Ir. Eddy Leo).
BELAJAR DARI KEHIDUPAN AMNON (2 Samuel 13:1-14)
Dalam kisah di atas kita akan banyak belajar agar tidak meniru langkah-langkah yang salah, yang diambil oleh Amnon. Bila kita nekat seperti dia di dalam menjalani masa pergaulan menuju pranikah kudus dengan cara yang salah, maka kita bisa mengalami kehidupan tragis.Amnon tewas akibat kemarahan kakak dari Tamar, Absalom (2Sam 13:28-29).
KEGAGALAN AMNON
Tidak dapat membedakan antara cinta yang murni dengan asmara.
Banyak pernikahan yang berantakan akibat tidak berakar pada kasih sejati namun pada asmara. Tertarik pada lawan jenis saat remaja merupakan hal yang WAJAR. Asmara sebenarnya merupakan hal yang positif dari Tuhan namun sebagaimana pula seks, Iblis coba membengkokkan pengertian/perasaan ini.
Menurut seorang dokter pakar bidang seks, asmara disebabkan oleh reaksi kimiawi yang timbul dalam diri manusia (chemistry of love). Reaksinya memberikan : - Rasa Nyaman dan dorongan yang kuat untuk memulai suatu perkenalan.
- Rasa mabuk atau "fly".
Kita perlu mengerti bahwa asmara tidak sama dengan cinta (kasih).
ASMARA CINTA (KASIH)
Hawa Nafsu Penguasaan Diri (Gal 5:23, Mat 5:27-28, 1
Kor 13:5b)
Cemburu Tidak Cemburu (1 Kor 13:4c)
Tidak Sabar Sabar (1 Kor 13:4a, Gal 5:22d)
Amoral Tidak melakukan Yang Tidak Sopan (1
Kor 13:5a, 1 Tim 5:2b)
Berfantasi Yang Tidak Senonoh Menjaga kekudusan Di Dalam Imajinasi
(Flp 4:8)
Kita perlu menikah dengan seorang yang juga mengasihi Tuhan, sebab semakin dekat seseorang dengan Tuhan, maka ia pasti juga mengasihi pasangannya (Ef 5:25). Bila reaksi kimiawi cinta/asmara, yang diprediksikan hanya memiliki batas produksi selama 5 tahun saja berakhir, maka rumahtangga Kristen ini akan tetap kokoh sebab memiliki Kristus Yesus. Sebab dari pengamatan yang telah dilakukan, kebanyakan rumahtangga bercerai pada saat memasuki masa 5 tahun pernikahan.
Bila kita mempelajari kehidupan Amnon maka kita dapat melihat bahwa ia tidak mendapatkan pendidikan pranikah dari ayahnya, Raja Daud, atau bahkan kemungkinan besar ia pun mengalami krisis kasih mengingat kesibukan sang ayah sebagai seorang raja hingga kurang kasih sayang , perhatian dan bimbingan.
Amnon mendapatkan bimbingan atau pelajaran "cinta" dari Yonadab, yang akhirnya menyesatkan dia.
Kita pun perlu mewaspadai bahaya Yonadab-Yonadab lain disekitar kita, mungkin novel romantis, buku-buku duniawi yang berbicara dari sisi yang yang tidak alkitabiah, media TV atau radio, internet, teman-teman sebaya yang memiliki pengertian separuh-separuh.
Dan akibat krisis / defisit kasih Amnon coba mengisi kekosongan hatinya dengan asmara/ pacaran untuk "having fun".
Kita perlu mempelajari arti cinta dari ALKITAB, sebab ALKITAB merupakan surat cinta BAPA SURGAWI pada kita. Bila anda tidak memiliki orangtua yang dapat membimbingmu di dalam mengenal kasih yang benar ini, kalian bisa datang ke komunitas orang percaya/gereja, di mana ada orangtua-orangtua rohani atau kakak-kakak rohani bagimu.
Tidak mengerti makna pacaran.
Konsep Alkitab mengenai pacaran yang kita kenal saat ini, sama sekali tidak ada relevansinya. Arti kata berpacaran / pacaran / teman kencan sendiri berkonotasi negatif, yaitu saat bersenang-senang, tidak ada batas atau bebas. Motivasi orang berpacaran melampiaskan hawa nafsu (seks sebelum menikah) dan ini sangat ditentang Alkitab.Orang yang berpacaran, memiliki pengertian coba-coba sampai dapat yang cocok dan hal ini dapat merusak kehidupan rohani dan jiwa kita. Orang dalam taraf ini, biasanya menyatakan CINTA terlebih dulu sebelum mengenal orang tersebut secara mendalam. Akibatnya ketika TIDAK COCOK mereka putus .
Konsep Alkitab adalah TUNANGAN. Bagaimana kita bisa memasuki tahapan ini? Kita tidak perlu berpacaran dulu, namun BERSAHABAT BAIK dahulu dengan sebanyak-banyaknya orang, kenali teman-temanmu tanpa mengungkapkan perasaan cinta terlebih dahulu. Kita perlu merasa pasti, percaya bahwa pria/gadis itu dari Tuhan dan siap masuk dalam pernikahan kudus. Kenali dulu orang tersebut, BARU MENYATAKAN.
Bermain-main dengan seks.
Seks bukanlah dosa, seks normal dan berasal dari Tuhan. Namun seks menjadi dosa apabila kita melakukannya di luar konteks Tuhan, alias di luar pernikahan kudus.
Jangan bermain-main dengan dosa seks (Kasus Raja Daud dan Batseba mengakibatkan MEREKA hidup dalam dosa dan bayi mereka mati).Dosa seks jangan dilawan, tapi lari menjauh (Kej 39:11-12).
Dosa seks, bukan saja dapat mengakibatkan kita terikat dalam dosa namun juga dapat menimbulkan kebencian terhadap orang "yang kita kasihi" (lihat 2 Sam 13:15).
BILA KITA SUDAH TERLANJUR JATUH DALAM DOSA SEKS ATAU CARA YANG SALAH
Bertobat dengan mengakui dosa tersebut di hadapan Allah (1 Yoh 1:9)
Meminta Tuhan memberikan kuasaNya untuk menolong kita menaklukkan dan lepas dari ikatan dosa (Mat 28:18).
Bila ada krisis kasih dari orangtua, minta kasih Bapa Di Surga(Yes 9:6).
Renungkan kebenaran Tuhan yang dapat memerdekakan pola pikir yang salah (Yoh 8:36)
MENEMUKAN TEMAN HIDUP
Tuhan tidak menghendaki suatu peceraian dalam rumah tangga, atau sebuah keluarga yang berantakan, atau problema lainnya. Keluarga-keluarga mengalami masalah akibat kekerasan hati manusia.
Tuhan memiliki "original plan" di dalam pernikahan manusia sejak sebelum manusia jatuh dalam dosa.
PRINSIP-PRINSIP MENUJU PERNIKAHAN YANG BAHAGIA :
PERSAHABATAN
Kejadian 2:18, menyatakan bahwa "tidak baik seorang manusia seorang diri saja".
Manusia merupakan makhluk sosial, ia harus bergaul.
Tuhan merencanakan pernikahan bagi manusia.
Sebagaimana dalam sessi 1 dinyatakan bahwa di dalam kekristenan tidak ada kata pacaran tetapi tunangan, sebelum bertunangan sebaiknya kita masuk dalam proses:
Bergaul dahulu, dan milikilah teman.
Jangan eksklusif, pergaulan dimulai dengan tahap:
Perkenalan (Pembicaraan dipermukaan saja)
Teman biasa (Bicara yang kita sukai maupun tidak sukai, tujuan/ goal hidup kita)
Teman dekat (teman sevisi, berbicara hal yang jauh lebih pribadi, punya komitmen/perjanjian ). Contoh di dalam Alkitab Daud dan Yonatan; teman dekat bisa saling menguatkan, menegur, menyampaikan masukan tanpa merasa terluka atau dilukai. Anda tidak dapat menjalani hidup nikah bila belum dapat bergaul dengan baik. Belajarlah untuk membangun orang lain, lihat hal-hal yang positif dan bangun kepositifan tersebut lebih lagi. Dan bantu orang tersebut mengatasi hal-hal negatif. Contoh : karunia nubuat atau belaskasihan yang sering disalahgunakan.
Bergaul dengan penuh kemurnian (1 Timotius 5:1-2).
"Penuh kemurnian" dalam pergaulan agar kita dapat mendengar suara Tuhan di dalam mencari teman hidup kita.. Jangan biarkan asmara menguasai sebab bila hawa nafsu dilakukan maka kita jatuh dalam dosa. Bila asmara mengontrol maka kita akan jadi pecemburu (cemburuan) dan bisa berkelahi demi nama "cinta".
Hati-hati dalam pergaulan, banyak orang yang mudah dikuasai "asmara"
Ciri-ciri : 1. Mudah jatuh cinta.
Biasanya ia seorang yang kurang perhatian dan minta perhatian terus.
Mau mengontrol atau menguasai.
2. Menghendaki seks sebelum menikah. 1 Tesalonika 4:4-7, Seks tidak diperkenankan
di luar pernikahan. Jangan najiskan tubuh saudaramu, itu menghina Tuhan. Meski
sudah tunangan tetap jangan ada seks.
PENJAJAKAN
Dalam masa kini bagaimana kita dapat menemukan teman hidup atau pasangan kita. Pertama-tama perlu kita sadari bahwa pernikahan merupakan inisiatif Tuhan (Kejadian 2:18). Ia sangat perduli ubtuk pernikahan anda, jadi jangan pernah meragukan kesetiaanNya di dalam memebrikan pasangan hidup bagi anda. Jangan terburu-buru di dalam mencari pasangan, izinkan Tuhan memberikan yang terbaik.
Persiapkan dirimu terlebih dulu secara pribadi.Tuhan menghendaki kita :
Bekerja terlebih dahulu atau dengan kata lain bertanggungjawab atas diri sendiri dahulu baru berpikir untuk menikah.
Memiliki tujuan hidup , mencari pasangan yang sepadan di dalam mencapai tujuan hidup yan diberikan Tuhan.
Jadi bukan saja Ia berinisiatif, namun Ia juga campurtangan, di saat Adam "tidur nyenyak".
CARA MENDAPATKAN PASANGAN
Berdoa dan mendengar suara Tuhan.
"Bukan" berarti pasif, hanya berdoa dan menanti-nantikan Tuhan tanpa bergaul dengan siapapun. Hanya ada beberapa kasus saja yang terjadi, sekitar 20%, contoh di dalam Alkitab Adam & Hawa, Ishak & Ribka, Boas & Rut.
Hal ini akan saya bahas lebih rinci sebab banyak ada penyimpangan di dalam cara ini.
Bila suatu pesan datang dari Tuhan maka anda tidak akan ragu dan ada konfirmasi dari orang-orang terdekat, dan pasti juga dari orang yang sedang kita jajaki. Hati-hati terhadap bahaya manipulasi ,kontrol ataupun sihir.
Batu penguji yang disarankan:
Sesuai Firman Tuhan atau tidak (contoh: menikah dengan orang belum percaya/ belum lahir baru sudah jelas tidak sesuai Firman Tuhan , 2 Kor 6:14)
Bila ragu datang pada gembala/penatua/ pembina rohani/orangtuamu.
Lihat pula buahnya, perlu dipertanyakan bila melalui hubungan tersebut engkau jatuh bangun dalam dosa seks atau makin jauh dari Tuhan.
Hati nurani.
Peneguhan supra alami (nubuatan atau mimpi). Hal ini jangan menjadi batu penguji pertama sebab bisa terjadi "peneguhan-peneguha n" yang diakibatkan oleh dorongan dari jiwa yang tengah kasmaran. Jangan menikah hanya karena ada mimpi atau penglihatan, terlebih bila itu kata "orang".
Standarnya adalah anak Tuhan yang sudah lahir baru bukan seorang yang belum lahir baru apalagi non Kristen. Namun hati-hati jangan asal-asalan. 80% pernikahan Tuhan tidak berbicara secara supra alami. Baca 1 Korintus 7:38-40, cara memutuskan, lihat ayat 40, BERBAHAGIA.
3 Faktor seseorang tidak atau belum mendapat pasangan :
Memiliki syarat/standar yang tidak realistis.
Standar mutlak; sudah lahir baru, cinta Tuhan, sepadan,dst.
Standar yang tidak mutlak; latar belakang, suku, syarat jasmani, perbedaan usia,pendidikan, pengajaran "claim it and take it",dst.
Belum siap.
Contoh Adam dan Hawa (Kej 2:23-25).
Syarat-syaratnya bagi PRIA = -Memiliki visi.
-Menjadi pemimpin/kepala keluarga.
-Meninggalkan orangtua/bertanggun gjawab.
WANITA= -Penolong : * Memiliki kecantikan batin
* Pendukung
* Lemah lembut
* Tenang/tidak mudah kuatir
Alasan yang tidak diketahui.
Kedaulatan Tuhan. Tujuan hidup kita di muka bumi bukanlah menikah, banyak nabi yang tidak menikah.Bersyukur bila anda tidak menikah dan jangan merendahkan orang yang menikah (1 Kor 7:35,38).
PERTUNANGAN
Kesimpulannya bergaullah dahulu dan uji dahulu dalam masa penjajakan. Bila sudah mantap masuk masa pertunangan, bila anda sudah sungguh-sungguh mantap dan tahu bahwa pasangan anda berasal dari Tuhan. Sebelum masuk pernikahan kudus, mintalah nasehat dari para pembina rohani dan ikuti sessi/kelas/ konseling pranikah pada gereja/komunitas setempat.
No comments:
Post a Comment